Kadang-kadang aku seperti anak-anak kecil terutama jika bicara tentang kasih sayang. Walau usiaku menapak ke setengah abad dan punya anak remaja namun airmata ini terlalu murah untuk tumpah kerana terkenang satu kehilangan yang abadi.
Hari Bapa sebelum ini seperti hari-hari biasa. Aku tidak pernah meraikan malah tidak diraikan. Aku tidak kisah. Aku pasti ayah tidak kisah.
Hari Bapa tahun ini berbeza. Hari bapa pertama tanpa ayah. Kali ini aku pentingkan perasaanku. Pada Hari Bapa tahun ini aku menangisi pemergian dan meratapi kehilangan..
Dan pohon kemuning akan segera kutanam
Satu saat kelak dapat jadi peneduh
Meskipun hanya jasad bersemayam di sini
Biarkan aku tafakkur bila rindu kepadamu
Walau tak terucap aku sangat kehilangan
Sebahagian semangatku ada dalam doamu
Warisan yang kau tinggal petuah sederhana
Aku catat dalam jiwa dan coba kujalankan
Meskipun aku tak dapat menungguimu saat terakhir
Namun aku tak kecewa mendengar engkau berangkat
Dengan senyum dan ikhlas aku yakin kau cukup bawa bekal
Dan aku bangga jadi anakmu
Ayah aku berjanji akan aku kirimkan
Doa yang pernah engkau ajarkan kepadaku
Setiap sujud sembahyang engkau hadir terbayang
Tolong bimbinglah aku meskipun kau dari sana
Sesungguhnya aku menangis sangat lama
Namun aku pendam agar engkau berangkat dengan tenang
Sesungguhnyalah aku merasa belum cukup berbakti
Namun aku yakin engkau telah memaafkanku
Air hujan mengguyur sekujur kebumi
Kami yang ditinggalkan tabah dan tawakkal
Ayah aku mohon maaf atas keluputanku
Yang aku sengaja maupun tak kusengaja
Tolong padangi kami dengan sinarnya sorga
Teriring doa selamat jalan buatmu ayah tercinta